Meski tidak bisa berkomunikasi langsung, namun kucing sebenarnya cukup aktif menginformasikan keadaan dirinya pada manusia. Sayangnya, banyak yang tidak mengerti bahasa tubuh mereka. Yuk kenali cara mereka ‘berbicara’ 🙂

Ketertarikan: Tubuh tenang dan kalem, mata berbinar
Ingin berteman: Ekor ke atas, wajah tenang
Penuh perhatian: Duduk tinggi dengan melingkarkan ekor
dan mata membulat
Santai: Memiringkan tubuh sambil berbaring
Nyaman: Tubuh terlentang, kadang beberapa kucing
senang perutnya dibelai
Ingin disapa dan tenang: Duduk tinggi dengan
melingkarkan ekor dan mata mengejap
Puas dan senang: Meliukkan tubuh sambil berbaring,
mata kadang mengejap
Waspada/hati-hati: Badan kaku, posisi tegak dengan empat kaki,
telinga berdiri
Bermain: Kaki depan menggapai obyek tertentu
Senang: Menggarukkan kedua kaki depan ke obyek
tertentu
Menyatakan kepemilikan: Menempelkan tubuh ke obyek
yang dianggap ia miliki, bahkan pada manusia
Cemas: Tubuh tidak tegak seperti merunduk dengan ekor
ke bawah
Memburu: Gerakan tubuh mengendap-ngendap
Gelisah: Duduk dengan kedua kaki dan membulatkan
tubuh, mata membulat
Takut: Duduk dengan kedua kaki dan membulatkan tubuh,
telinga dan kumis menurun, mata redup
Terganggu: Mengeluarkan suara seperti mendesis, biasanya
posisi duduk dengan empat kaki, mengusir obyek pengganggu dengan kaki depan,
dan telinga turun
Sangat takut: Melengkungkan tubuh dengan telinga dan
ekor turun, biasanya sambil berjingkat menjauhi obyek yang ditakuti
Marah, siap menyerang: Melengkungkan tubuh, semua bulu
berdiri, biasanya sambil berteriak
Jengkel, kesal: Menggerakkan ekor dengan cepat ke kiri
dan kanan
Tidak suka: Mendadak menjauhkan wajah dari obyek yang
tidak disukainya