Memelihara anjing sebenarnya juga memelihara diri sendiri agar selalu dalam kontrol emosi yang baik. Karena untuk melatih anjing dibutuhkan ketenangan dan ketegasan dalam satu kesatuan waktu, sehingga anjing mampu menghargai pemiliknya sebagai seorang pemimpin yang disegani. Bukan ditakuti.

Namun sering kali pemilik menghadapi situasi yang membuat mereka gagal berperan sebagai sosok ‘pemimpin’ bagi anjing, namun sebagai ‘penguasa’. Hal tersebut biasanya dapat dilihat saat melatih anjing dan terjadi akibat beberapa hal berikut.

1Tidak mampu mengidentifikasi anjing

Seperti halnya manusia, anjing pun memiliki kepribadian berbeda meski mereka berasal dari satu jenis atau keturunan yang sama. Pemilik cenderung memperlakukan mereka tanpa mencoba lebih jauh mengenal kepribadian anjing, sehingga anjing sering kali terpaksa menuruti kemauan pemiliknya bukan berdasar keinginannya, tetapi keharusan. Sebaiknya anjing diperlakukan sesuai dengan kepribadian mereka masing-masing, agar mereka patuh dalam kegembiraan. (baca. “Perhatikan Bila Anjing Melakukan ‘barbering’, Bisa Saja Ia Seperti Lombard Yang Tidak Bahagia”)

2Tidak sabar

Kemampuan anjing memahami sesuatu pun berbeda-beda. Ada yang bisa cepat, tapi ada juga yang lambaaaannnn sekali. Nah, giliran anjing sangat lamban mencerna pelajaran sering kali pemilik menjadi tidak sabar. Dan ketidaksabaran itulah yang justru membuat anjing semakin sulit memahami. Berhenti sejenak bila hati sudah mulai tak sabar dan intonasi suara berubah kesal, tarik napas, atau istirahat saja lebih dahulu untuk memulainya kembali saat hati sudah kembali tenang.

3Mudah menyerah

Akibat anjing sulit memahani hal yang diajarkan, maka pemilik pun menyerah mengajarinya dan beranggapan anjing akan belajar sendiri dari lingkungan. Padahal bagi anjing peliharaan, lingkungan terdekatnya adalah sang pemilik. Bagaimana ia mau belajar bila pemiliknya saja menyerah? Sebaiknya selalu berpikir bahwa ada anjing yang harus mengulang ratusan kali untuk memahami atau menguasai sebuah trik sederhana, dan ketelatenan pemiliknyalah yang mampu mengantar seekor anjing menjadi pintar sesuai karakternya. Tak peduli berapa lama.

4Tidak konsisten

Sering kali pemilik menyatakan bahwa anjing peliharaannya sangat penting artinya. Tapi kala sibuk atau malas, masihkan anjing menempati posisi penting? Sayangnya tidak. Pemilik jarang memegang teguh kedisplinan saat melatih anjing, dan melatih hanya di saat sedang ingin atau sedang sempat. Sementara anjing adalah hewan yang justru menyukai rutinitas dan agenda, hidup mereka lebih terjadwal dibanding manusia yang memiliki jam. (baca. “Memberi Kebahagiaan Pada Anjing Dengan Cara Sederhana”)

5Membentak

Kompilasi kekesalan, ketidaksabaran dan putus asa akhirnya membuat pemilik menghardik anjing dengan keras, atau membentak anjing. Hal itu justru membuyarkan segala usaha yang telah diajarkan padanya. Anjing bukanlah manusia yang dimarahi lalu melakukan introspeksi ataupun sebaliknya, anjing hanya akan menangkap bentakan sebagai sebuah intimidasi yang membangun ketakutan dalam diri mereka. Pemimpin adalah sosok yang welas asih, bukan pemarah dan pembentak.
(baca. “Sikap Pemilik Yang Membuat Anjing Peliharaan Tak Bahagia”/)

6Terlalu fokus pada anjing

Saat melatih anjing, pemilik menginginkan peliharaan mereka untuk menjadi pintar. Padahal anjing sama sekali tak mendapat manfaat dari etika atau ketrampilan yang diajarkan, sejak dahulu anjing adalah hewan yang hidup bebas tanpa terpikirkan soal jenjang atau ranking atas kepintarannya. Maka hilangkan fokus latihan pada anjing, namun fokuslah pada diri sendiri untuk melatih diri menjadi pemimpin bagi mereka. Dimana kehidupan bersama mereka dapat berjalan harmonis, saling mengasihi, dan anjing mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan “manusia”nya.

7Tidak mau belajar

Pengetahuan akan anjing tidak ditentukan dari berapa lama seseorang pernah memelihara atau bergaul dengan anjing, namun seberapa jauh orang tersebut mau belajar. Bahkan untuk seorang sekelas Cesar Millan pun mengakui bahwa dirinya masih terus belajar. Jangan pernah merasa cukup akan pengetahuan, masih banyak hal bisa dipelajari untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi anjing, juga untuk memahami makna keberadaan mereka dalam hidup manusia.