Berbekal uang pensiun dari pekerjaannya sebagai dokter di rumah sakit, Xiao Pang memutuskan pindah ke desa di pegunungan Taipingqiao, kota Huzhou Cina, sekitar 8 tahun yang lalu. Di sana ia membangun hidup dengan pengabdian terhadap hewan-hewan terlantar, seperti kucing dan anjing. Hingga kini sudah ratusan ekor yang ia tolong, baik secara kesehatan maupun tempat bernaung.

Namun Xiao Pang tak muda lagi, ia ingin mewariskan penampungannya pada seseorang yang memiliki ketulusan hati untuk menyayangi hewan-hewan tersebut. Setiap hari Xiao Pang memasak 50 kg beras untuk kebutuhan makan “anak-anak”nya, belum termasuk daging serta obat-obatan yang ia perlukan untuk merawat mereka. Ia menghabiskan sekitar 7 ribu yuan atau Rp 14 jutaan dalam sebulan, dan kebutuhan tersebut sering ia dapatkan dari para relawan yang ikut membantunya.

Ketika masa pensiun, Xiao Pang memperoleh uang sekitar Rp 4 miliar, ia juga menjual seluruh barang yang ia miliki saat pindah. Termasuk tabungannya, ia gunakan untuk membangun penampungan. Tetapi uang sebanyak itupun tidaklah cukup guna menutup kebutuhan para hewan bertahun-tahun, sehingga Xiao Pang masih menerima bantuan dari pihak lain. 

Selama delapan tahun terakhir nenek asal Tiongkok ini telah mengadobsi dan merawat ratusan hewan liar

Meski banyak orang mencibir kehidupannya kini yang jauh dari materi, namun Xiao Pang menyatakan hidupnya sangat dekat dengan cinta kasih yang membuat ia bahagia. Xiao Pang hanya khawatir ‘anak-anak’nya tak terawat apabila dirinya bertambah tua. Meski demikian ia selalu yakin bahwa Tuhan akan selalu melindungi ‘anak-anak’nya.