Pagi itu seperti biasa Abdul Wahab berada di dapur untuk menyiapkan makanan bagi para santri di tempat ia mengajar, Pondok Pesantren Al Payage Angkasapua, Papua. Tak berapa lama, ia tersadarkan ada seekor anjing bertubuh kurus dan penuh luka sedang memerhatikannya dari luar. Tanpa berpikir panjang Abdul Wahab menghampiri sambil membawa makanan, namun anjing itu ternyata tak sanggup menundukkan kepala akibat luka di lehernya, sehingga Abdul Wahab pun menyuapi sambil mengelus anjing tersebut dengan kasih sayang.

Kisah dibalik foto seorang santri di Papua yang menolong dan menyuapi seekor anjing

 

Sebenarnya bukan kali pertama Abdul Wahab menolong anjing, mengingat keberadaan anjing di wilayah Papua merupakan hal yang lumrah, meski banyak dari mereka yang terlantar. Sehingga sering kali Abdul Wahab tergerak untuk memberi makan dan mengobati, seperti yang ia lakukan di pondok dan fotonya kemudian tersebar secara viral setelah ia unggah di facebook. Dalam beberapa hari foto tersebut disukai lebih dari 21 ribu orang, dibagikan oleh lebih dari 5000 orang serta ribuan orang lainnya mengomentari. Meski kebanyakan berkomentar cukup positif, namun ada saja komentar yang mengaitkan foto itu dengan agama dikarenakan Abdul Wahab mengenakan peci warna putih yang menyimbolkan dirinya seorang muslim.

Sejak kecil, hewan merupakan bagian dari hidup pria asal Tegal berumur 27 tahun ini. Ia lahir sebagai anak ketujuh dari 9 bersaudara dari keluarga yang sederhana. Abdul Wahab sering membantu ayahnya yang seorang petani untuk menggembalakan kerbau. Ia diajarkan untuk menjadi manusia welas asih dan penuh cinta pada semesta, tanpa mengedepankan perbedaan. Apalagi setelah Abdul Wahab menimba ilmu di pesantren, ia semakin mengerti ucapan gurunya, yakni para ulama NU, bahwa puncak dari agama adalah cinta, maka ia pun berusaha mengamalkannya.

Abdul Wahab sama sekali tak membedakan anjing dengan hewan lainnya, ia malah mengutip sebuah kitab tulisan Imam Nawawi AlBantani, yang menyatakan bahwa anjing merupakan hewan yang patut diteladani. “Anjing mampu menahan lapar, terjaga di tengah malam, tak memiliki dendam, sederhana dalam kebahagiaan dan keadaan, penuh rasa terima kasih, mau mengalah dan berempati, tak banyak menuntut dan tidak berlebih-lebihan”. Hal itu pula yang ingin disampaikan Abdul Wahab melalui unggahan fotonya, ia juga mengungkapkan bahwa agama selalu memberi solusi atas semua permasalahan, termasuk soal najis pada anjing. Abdul Wahab juga bercerita tentang seekor anjing di daerah Wamena Jayawijaya, yang sering menemani perjalanan Abdul Wahab saat berdakwah ke sana.

Dalam kesehariaannya, Abdul Wahab memelihara beberapa kucing di pondok. Dan sekarang ia memiliki teman baru, yaitu anjing dalam foto unggahannya tersebut yang kini kerap datang ke pondok untuk mengajak bermain. Berkat foto itu juga Abdul Wahab mendapat bantuan obat-obatan dan makanan anjing, ia juga berencana mengajak anjing yang ternyata ada pemilik itu untuk ke dokter. Abdul Wahab tak ingin terganggu dengan kontoversi atas foto yang diunggahnya, bagi Abdul Wahab sudah merupakan tugas manusia yang beragama untuk berperilaku luhur, mampu menjaga dan mencintai alam semesta ciptaanNya, tak terkecuali anjing yang tercipta atas ridhoNya.

BACA JUGA: Kontroversi Muzaffar Kaisar Ishak, Seorang Muslim Malaysia Pemelihara Lebih Dari 50 Anjing