Lebih dari tiga dekade lalu, seorang kepala desa bernama Huang Dafa, mencetuskan sebuah rencana yang muskil untuk dilakukan. Yakni, membangun saluran air sepanjang 10 km. Wajar bila masyarakat menganggap keinginan Huang Dafa itu hanya mimpi di siang bolong, karena saluran tersebut harus melintasi 3 gunung untuk mencapai desa mereka. Tetapi Huang Dafa tetap pada pendiriannya. Maka ia pun memulai pembangunan saluran air di usianya ke 46 tahun.

odditycentral.com

Keinginan Huang Dafa itu didasari pada keadaan desa yang minim pasokan air. Jikalau ada, air yang mereka nikmati sering kali sudah tercemar. Kekeringan pun kerap melanda desa. Tak jarang pula Dafa menjumpai orang-orang yang berkelahi lantaran berebut air. Maka Dafa tetap pada tekadnya demi memberi masa depan lebih baik pada desa Tuanjie, yang ia pimpin.

odditycentral.com

Huang Dafa tidak sendiri, ada dua orang warga desa yang percaya dan turun tangan membantunya. Meski bertahun-tahun, tetapi mereka tak pernah berhenti bekerja. Tak kenal lelah, tak kenal hari libur, juga tak kenal menyerah. Mereka juga tak menggubris omongan banyak orang atas apa yang mereka lakukan. Namun perlahan, banyak warga desa tergerak membantunya.

Team work: He persuaded his neighbours to work alongside him in order to obtain fresh water for his remote village
dailymail.co.uk

36 tahun kemudian, di usia Huang Dafa yang ke-82 tahun, seluruh warga desa Tuanjie baru merasakan ucapan Huang Dafa bukanlah bualan. Mereka benar-benar bisa menikmati air bersih. Tidak hanya untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk mengairi sawah. Desa yang dahulu kering, kini memiliki ir berlimpah berkat semangat seorang kepala desa.

Determined: Huang Dafa, from China's Caowangba Village, spent more than three decades building an irrigation channel with bare hands
dailymail.co.uk