Pengemis yang biasa mangkal di Kota Wolverhampton, West Midlands, Inggris, membuat pengakuan mengejutkan bahwa ia berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,2 miliar dalam setahun. Nilai tersebut sungguh sangat besar untuk ukuran seorang pengemis, dimana ia bisa mendapat penghasilan Rp 46 juta per minggu dengan pengeluaran yang tak terlalu besar pastinya. Karena pengemis bukan kalangan sosialita yang harus belanja barang-barang bermerk, bukan?

Ironisnya lagi pendapatan pengemis tersebut hanya berbeda “sedikit” dengan penghasilan pejabat tinggi di Inggris. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, saja gajinya dalam setahun “hanya” Rp 2.6 miliar. Berbeda Rp 400 juta dari pengemis yang sehari-hari duduk bermalas-malasan, dengan pakaian seadanya, dan tak perlu berdandan rapi bahkan tak mandi pun tak masalah.

Meski tampaknya para pengemis di Inggris adalah tunawisma dan patut dikasihani, mereka memiliki rumah mewah di beberapa tempat sebagai investasi. Disinyalir hal tersebut merupakan “tabungan” bila suatu hari mereka tak mengemis lagi. Tampaknya dimana-mana memang seperti itu pola hidup pengemis ya, tetapi warga Inggris yang biasa memberi sumbangan pada pengemis tak lantas marah dengan terungkapnya pendapatan para pengemis di sana. Toh dengan menyumbang pada pengemis tak membuat hidup mereka menjadi miskin. Sungguh murah hati ya..

Labour councillor Steve Evans claims by and large beggars in the city are not homeless and just want money for alcohol He is now planning to work with the authorities in a bid to take those not in need to court file photo