Caitlin Hilton menceritakan dua ekor anjing yang mendatangi rumah ibunya yang terletak di pinggiran kota. Saat pertama kali anjing itu muncul, sang ibu hanya membiarkannya. Namun kemudian mereka datang lagi dan lagi. Ibu Caitlin kemudian menyuruh mereka pergi, karena khawatir kedua anjing itu akan mengganggu.

Tetapi yang terjadi keduanya tetap datang lagi. Kali ini, ibu Caitlin tak tega menyuruh mereka pergi, apalagi setelah memerhatikan kedua anjing itu dalam keadaan kurus kering. Maka ibu Caitlin lalu memberi makanan dan air minum kepada mereka.

Keesokan hari, seperti sudah diduga, kedua anjing itu datang lagi. Bahkan tak mau meninggalkan kediaman ibu Caitlin, malah seakan mereka menjaga pekarangan seolah sudah menjadi kediaman mereka. Dan hal yang paling tak bisa ditolak oleh sang ibu adalah tatapan mata kedua anjing itu yang seakan memohon untuk menjadi bagian dari keluarga.

Sebenarnya ibu Caitlin pun telah berniat untuk mengadopsi anjing, tetapi hanya seekor anjing saja. Di samping itu, ia menganggap kedua anjing yang biasa berada di rumahnya adalah milik orang lain. Namun akhirnya ibu Caitlin mengajak kedua anjing itu ke klinik hewan untuk mengecek kemungkinan adanya data kepemilikan atas mereka. Ternyata keduanya tak dipasangi microchip, artinya ibu Caitlin bisa mengadopsi kedua anjing itu karena tak mungkin mengadopsi salah satu karena pasti masing-masing akan merasa kesepian. Maka sepulang dari klinik, kedua anjing itu tak hanya memiliki rumah baru namun juga memiiliki nama baru, Thelma dan Louise.

Kini Thelma dan Louise selain menjaga rumah, juga ikut membantu menjaga kuda-kuda milik ibu Caitlin. Nama Thelma dan Louise sendiri diambil dari judul sebuah film dengan nama tokoh yang sama, tentang sebuah persahabatan sampai akhir hayat.